watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

Cerita sexs
Gara gara motor

Sebut saja saya Andi.., sekarang saya
sudah 25 tahun dan bekerja di salah satu
perusahaan swasta di Jakarta. Saya
sudah mempunyai seorang kekasih
yang cantik dan baik. Sebut saja Rini, Dia
adalah salah satu teman sekelasku waktu
aku SMU, setelah lulus SMU, tiga tahun
kami tidak bertemu hingga akhirnya aku
mendapatkan momor HP-nya dari salah
satu temannya yang kebetulan aku
bertemu dengannya di Mall.
Pertama kali bertemu, dia langsung
menunjukkan sikap yang bersahabat dan
cepat akrab (padahal waktu SMU
menegur pun tidak), aku termasuk tipikal
yang pendiam, begitu juga dia. Wajar
saja kalau SMU dulu kami cuma bertegur
sapa dengan sekedar mengangkat alis.
Namun saat berjumpa dengannya
kembali setelah aku sempat berbicara
dengannya melalui HP, membuyarkan
bayanganku akan dirinya ketika masih
SMU. Dia semakin cantik dan banyak
bicara alias bawel.
Singkat cerita aku beranikan diri untuk
mengungkapkan rasa cintaku dan
ternyata diterima.., dan aku dapat
mencumbunya ketika hubungan kami
sudah berjalan empat minggu!
Hubunganku dengan keluarganya pun
lancar-lancar aja, ayah dan ibunya begitu
menyenangkan namun tidak mau
dibilang gaul. Pacarku punya satu orang
kakak perempuan yang sudah berumur
27 tahun bernama Rita (samaran) dan
Riri (samaran) adik perempuannya
berusia 18 tahun. Kakaknya bekerja
sebagai pramuniaga di salah satu
supermarket di Jakarta, belum menikah
tapi sudah punya pacar serta adiknya
masih kelas tiga SMU.
Aku mencintai pacarku dan
mengaguminya namun harus aku akui
bahwa kakak dan adik dari pacarku ini
mempunyai nilai lebih dari segi fisik
dibandingkan pacarku. Dalam kamus
berpacaranku tidak ada malam minggu
karena kapanpun aku kangen aku bisa ke
rumahnya. Hingga suatu saat dimalam
sabtu ketika aku selesai ngapel
dirumahnya, aku tidak bisa pulang sebab
sepeda motor milikku satu-satunya tali
gasnya putus saat mau dipinjam oleh
ayah pacarku.
Karena sudah jam 11 malam, tidak
mungkin ada bengkel motor yang masih
buka sedangkan aku cuma bisa
mengendarai saja tidak bisa servis,
akhirnya aku menginap dan tidur di
ruang tamu. Sebelum tidur aku sempat
dimanja oleh kekasihku Rini, kami
sempat bercumbu cukup lama, karena
merasa semua sudah tertidur lelap
(waktu itu jam 24.00), aku mencium
seluruh wajahnya hingga kulumat habis
bibirnya.
Aku adalah orang pertama yang dapat
mencium dan menyentuhnya, hingga
aku dapat merasakan bahwa dia tidak
dapat mengontrol dirinya ketika aku
cium maupun aku sentuh. Rini langsung
menjambak rambutku dan mendesah
agak keras ketika tanganku meremas
payudaranya. Aku semakin berani
membuka semua bajunya dan juga
melepas bra-nya hingga aku dapat
menghisap kedua puting susunya.
Hingga ketika aku turunkan celana
tidurnya dan dia diam saja aku semakin
berani dan menjadi-jadi.
Namun rupanya dia akhirnya mencegah
perbuatanku lebih jauh ketika CD nya
sudah kulepas dan aku sedang
menyentuh vaginanya dia langsung
tersentak dan berkata bahwa ini belum
saatnya. Akupun mengerti dan
merapikan kembali pakaianku begitu juga
dia. Namun ketika aku terjaga dari tidur
aku agak kaget karena ada seseorang
yang sedang tidur persis dibawah sofa
tempat aku tidur. Karena lampu
dimatikan aku tidak jelas mengenali siapa
yang tidur tersebut. Karena masih sangat
ngantuk aku tidak peduli siapakah yang
tidur tersebut.
Hingga ketika aku tertidur dan kembali
terjaga, tanganku tidak sengaja jatuh ke
bawah dan menyentuh gundukan
payudara yang pastinya bukan punya
Rini pacarku. Aku pun akhirnya tahu
bahwa yang tidur itu adalah Riri adik Rini.
Fantasiku melayang untuk mencoba
merasakan paling tidak dapat menyentuh
tubuh seksi ABG. Riri memiliki tinggi
badan 175 cm, dengan lekuk tubuh dan
ukuran payudara yang menurutku
sangat sempurna.
Namun niat itu sempat aku urungkan
mengingat dia adalah adik dari pacarku
yang sangat aku cintai. Namun ternyata
setan yang membisikiku lebih kuat dari
imanku. Aku tidak mengerti mengapa dia
sampai bisa tidur di ruang tamu dan di
bawah sofaku pula. Aku berfikir mungkin
biasanya dia memang tidur di sini kalau
sedang tidak ingin tidur di kamarnya.
Karena Rini pernah cerita kalau dia
sedang tidak ingin tidur di kamarnya dia
bisa tidur di mana saja, dan paling sering
tidur di kamar kakaknya atau adiknya,
begitu juga kakak dan adiknya sering
tidur di mana saja.
Kembali ke urusan "arus bawah" yang
tidak bisa kompromi lagi karena ternyata
si Riri tidak menggunakan bra. Riri
menggunakan daster dengan tali di
kedua bahunya. Aku turunkan tanganku
pelan-pelan supaya tidak
membangunkan dia. Dari atas baju
dasternya aku remas payudaranya, aku
pelintir puting susunya, lalu aku pura-
pura tidur karena dia bergerak.
Ternyata dia hanya pindah posisi tidur
kali ini kakinya agak naik ke atas hingga
bawahan dari dasternya turun sampai ke
pangkal paha. Perhatianku teralihkan
kebawah, gundukan bukit kecil didepan
mataku itu benar-benar membakar
gairahku sementara tangan kiriku
mencoba melepas salah satu tali
dasternya sementara tangan kananku
mengusap-usap bagian atas celana
dalamnya yang sudah terlihat semua.
Tali daster sebelah kanan berhasil aku
lepas, dan akhirnya akupun berhasil
menggeser bagian tengah celana
dalamnya hingga terpampang vagina
yang agak gelap karena lampu masih
mati. Tangan kiriku menyusup dari
bagian atas dasternya hingga aku dapat
mempermainkan puting susunya
dengan bebas, setan mana yang sudah
merasuki aku hingga jari tengahku aku
masukkan ke dalam vagina Riri.
Riri terbangun, aku tersentak kaget. Dia
juga tampak kaget, namun aku coba
kuasai keadaan, aku berpura-pura
bertanya kepadanya..
"Ri, kamu kok tidur di sini?, Bang Andi
mau bangunin kamu suruh pindah ke
kamar kamu eh malah kamu bangun
duluan jadi kaget Bang Andi", aku coba
meyakinkannya.
Dengan dada berdegup kencang aku
coba menanti apa yang akan diucapkan
olehnya.
"Di kamar Riri gerah Bang, kipas
anginnya rusak, dikamar kakak gak ada
kipas anginnya abis Kak Rita ama Kak Rini
kan alergi dingin, ya udah Riri tidur di
sini, ganggu Bang andi ya?" Riri balik
tanya padaku.
"Ah nggak, ya udah tidur aja lagi"
jawabku.
Padahal dalam hatiku aku berkata, "Kamu
pasti akan 'mengganggu' siapa saja lelaki
yang melihat kamu tidur seperti itu".
Aku menyuruh Riri tidur di atas sofa dan
biar aku yang dibawah, dan dia pun
menurut. Aku sedikit tenang dan
berharap dia tidak menyadari apa yang
baru aku lakukan terhadapnya dan aku
berharap hari cepat pagi, agar pikiranku
tidak terganggu oleh Riri.
Ketika itu jam menunjukkan pukul 02.30
pagi dan ketika aku baru akan tidur tiba-
tiba aku terkejut oleh pertanyaan Riri
yang sambil berbisik kepadaku, "Bang
Andi tadi megang (maaf) memek Riri
ya?".
"Ah.. Ng.. Ng.. Gak kok" jawabku gugup.
" Yang benar Bang Andi, soalnya tadi pas
bangun Riri ngerasa ada yang enak di
(sekali lagi maaf) memek Riri juga sedikit
sakit, pasti abis dipegang Bang Andi"
Tanyanya lagi.
"Kamu kok ngawur Ri, udah tidur sana"
aku coba kuasai diri.
"Bang Andi, Riri nggak bilang deh sama
siapa-siapa tapi Riri pengen liat dan
pegang (maaf) kontolnya Bang Andi, biar
impas" Seloroh Riri.
Aku kaget dan tidak tahu harus
bagaimana namun yang pasti kontan
saja "burungku" berdiri dengan tegaknya
seperti mendengar ada yang
memanggilnya. Riri terus bicara dan
bercerita bahwa tiga teman akrabnya
disekolah semuanya sudah pernah lihat
dan pegang "burung" pacarnya,
sedangkan Riri tidak punya pacar. Setelah
Riri sedikit memaksa setelah aku sempat
menolaknya, akhirnya aku keluarkan
"saudara kembarku" di hadapan adik
pacarku! Kami berbicara sambil bisik-
bisik karena takut ada yang terbangun,
Riri dengan kagum memperhatikan dan
menggenggam "Si Otong", Riri
menyebutnya.
"Otongnya gede banget Bang", bisik Riri.
Aku tersanjung dengan perkataannya,
Riri kembali bertanya, "segede gini
emangnya bisa masuk ke memek Riri".
Aku tersenyum dengan perkataan itu
dan aku menjawab diplomatis sambil
menahan pusing karena si otong
tersebut terus di usap-usap oleh Riri.
"Coba aja diukur dari luar, maksud Bang
Andi coba ditempelin di memek Riri kira-
kira masuk gak?", pintaku sambil
berbisik, ternyata dia meresponnya lalu
dia membuka CD-nya dan minta aku
berjanji hanya menempelkannya.
Ketika aku tempelkan burungku ke
vaginanya aku terus usap kepala
burungku persis di klitorisnya hingga di
mendesis nikmat. Aku beranikan diri
untuk melepas tali dasternya dan
menjilati puting susunya, pada saat itu
aku tidak meminta izin lagi kepada Riri
namun tampaknya dia menikmatinya
hingga tanpa aku sadari burungku
kutancapkan sekerasnya ke dalam
Vagina Riri hingga Riri hampir berteriak
namun aku coba menutup mulutnya.
Riri kesakitan, akupun sempat bingung
dan takut, namun karena sudah terjadi
aku harus selesaikan semuanya, sambil
aku tutup mulutnya karena ia masih
ingin berteriak, aku goyangkan pinggulku
kedepan dan belakang berulang kali
(posisiku setengah berdiri di atas sofa
dan Riri tidur di atas sofa).
Setelah yakin Riri tidak merasakan sakit
lagi aku lepas tanganku dari mulutnya
dan aku goyangkan sekuatnya
pinggangku hingga nafasku dan Riri
tersengal-sengal dan.. Akhirnya tanpa
dapat dikontrol spermaku tersembur di
dalam vagina Riri. Ketika aku cabut
"punyaku" terlihat bahwa "si otong" telah
berlumuran darah, darah perawan Riri.
Sesaat aku setelah itu Riri berbisik, "Enak
Bang Andi".
Namun aku langsung suruh ia
berpakaian karena takut ada yang
melihat. Aku dan Riri bersepakat untuk
merahasiakan ini, karena kami sama-
sama mencintai seseorang yang juga
telah kami lukai hatinya jika sampai ia
tahu apa yang telah kami lakukan. Orang
itu adalah Rini kekasihku.
Perlu pembaca ketahui sesungguhnya
Kini aku benar-benar jatuh cinta pada
Riri, namun aku tak ingin mengecewakan
Rini. Dan aku pernah mengungkapkan ini
kepada Riri, namun ia bilang bahwa dia
tidak menginginkan cintaku, walaupun
dia telah menyerahkan kehormatanya
kepadaku, dia berkata bahwa
kebahagiaan kakaknya lebih berarti
baginya.
Namun semakin lama aku tak bisa
membohongi diri bahwa aku tidak
memiliki rasa cinta kepada Rini. Setiap
ada kesempatan di rumahnya entah itu
dengan alasan menunggu Rini dan lain
hal, aku dan Riri selalu menyempatkan
diri untuk bercumbu atau bahkan
bercinta sekalian. Dan itu tetap menjadi
rahasia kami sampai saat ini.


Adult | GO HOME | Exit
1/2384
U-ON

inc Powered by Xtgem.com